Selasa, 03 Maret 2020

Twitter Wajibkan 5.000 Karyawan Bekerja dari Rumah gara-gara Corona

Twitter Wajibkan 5.000 Karyawan Bekerja dari Rumah gara-gara Corona
Selasa, 3 Maret 2020 | 14:13 WIB
Penulis: Wahyunanda Kusuma Pertiwi
 | 
Editor: Yudha Pratomo
KOMPAS.com - Twitter meminta lebih dari 4.800 karyawannya di seluruh dunia untuk bekerja di rumah karena wabah virus corona. Aturan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Maret 2020.
"Bekerja dari rumah adalah wajib bagi karyawan yang berbasis di Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan karena pembatasan pemerintah setempat," tulis Chief of HR Twitter, Jennifer Christie, di blog resmi Twitter.
Kebijakan ini adalah langkah paling signifikan yang diambil perusahaan teknologi sejauh ini, terkait endemik virus Covid-19. Christie juga mengunggah pengumuman tersebut melalui akun Twitter pribadinya.
Ia mengatakan, langkah ini diambil untuk meminimalisasi kontak antar-karyawan dan 
mengurangi risiko penularan virus Covid-19.
Kendati demikian, kantor Twitter yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, masih membuka pintu bagi karyawannya yang memang harus mengerjakan sesuatu di kantor.
Twitter menyadari ada beberapa sektor yang memang tidak ideal untuk dikerjakan dari jarak jauh. Demi menjaga kesehatan karyawan yang mengantor, Twitter akan meningkatkan kebersihan dan sanitasi di seluruh area.
Selain itu, pengingat untuk menjaga kebersihan diri juga akan diperbanyak di area kantor. Sebelum mengumumkan kebijakan ini, Twitter telah membatasi perjalanan bisnis yang tidak perlu.
Alhasil, sang CEO, Jack Dorsey, akhirnya harus membatalkan agendanya di salah satu konferensi di Austin baru-baru ini, sebagaimana KompasTekno himpun dariVox, Selasa (3/3/2020).
Tidak hanya Twitter, beberapa perusahaan teknologi di Silicon Valley juga menyoroti wabah virus corona. Facebook lebih dulu mempersilakan karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Sementara itu, Amazon telah mengonfirmasi bahwa dua pegawainya yang berbasis di Italia terpapar virus Covid-19 ini dan sedang berada dalam masa karantina. 
Amazon pun lalu membatasi perjalanan bisnis yang tidak perlu. Mereka juga memilih melakukan interview perekrutan karyawan melalui video, bukan bertatap mula langsung.

Sumber: 

Selasa, 28 Januari 2020

Akun Resmi Android di Twitter Buka Layanan Konsultasi Masalah OS

Akun Resmi Android di Twitter Buka Layanan Konsultasi Masalah OS
Selasa, 28 Januari 2020 | 14:32 WIB
Android Q.
Penulis: Bill Clinten
 | 
Editor: Oik Yusuf
KOMPAS.com - Selama ini, Google memanfaatkan akun resmi sistem operasi (OS) Android di Twitter (@Android) untuk sekadar memberikan informasi terkini terkait pembaruan OS dan beragam ekosistem produknya. 
Kini, lewat sebuah unggahan Twitter, Google resmi mengumumkan bahwa akun tersebut juga akan digunakan untuk menjawab aneka pertanyaan seputar masalah yang melanda pengguna ponsel bersistem operasi Android.
"Punya aneka pertanyaan yang berhubungan dengan ponsel Android-mu? Kami di sini untuk membantu," ujar akun Twitter @Android.
"Sekarang Anda bisa mendapatkan bantuan dengan mengirimkan twit terkait masalah Anda dengan hashtag #AndroidHelp," imbuh mereka.
Adapun jenis kendala yang bisa dikonsultasikan, menurut akun AndroidOSSupport di forum online Reddit, mencakup troubleshooting, masalah keamanan dan otentikasi, aksesibilitas, dan fitur-fitur Android lainnya.
Have questions related to your 📱? We’re here to help. Now, you can get assistance by tweeting your issue using hashtag .
308 people are talking about this
Artinya, akun @Android kemungkinan besar tidak akan membantu pengguna yang memiliki persoalan seputar perangkat lunak yang bukan fitur Android secara default, misalnya masalah terkait sistem antarmuka (UI) buatan vendor perangkat.
Nah, bagi Anda yang memiliki keluhan terkait OS Android di ponsel, Anda bisa langsung mengunggah twit yang berisikan masalah yang dialami berikut tanda pagar (tagar) #AndroidHelp. 
Nantinya, akun @Android akan coba membantu mengatasi keluhan yang dikirimkan. Kendati demikian, belum bisa dipastikan apakah keluhan yang dilayangkan bakal segera direspon atau tidak.
Dari pantauan KompasTekno, Selasa (28/1/2020), akun @Android tampak belum membalas berbagai keluhan yang dibubuhi dengan tagar #AndroidHelp di kolom "Reply" twit pengumuman tadi. 
Bisa jadi pihak Google melayangkan solusi atas masalah pengguna secara privat, misalnya melalui Direct Message (DM), tidak secara publik, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari AndroidAuthority.

Sumber: 

Selasa, 21 Januari 2020

Instagram Dapat Inspirasi Sembunyikan Jumlah Like dari Netflix

Instagram Dapat Inspirasi Sembunyikan Jumlah Like dari Netflix
Selasa, 21 Januari 2020 | 17:13 WIB
CEO Instagram, Adam Mosseri
Penulis: Conney Stephanie
 | 
Editor: Reska K. Nistanto
KOMPAS.com - Tahun lalu, Instagram menguji coba kebijakan baru menyembunyikan jumlah like postingan, yang hanya bisa dilihat oleh pengguna.
Ternyata sosok di balik penentu kebijakan itu adalah CEO Instagram sendiri, yaitu Adam Mosseri.
Mosseri mengatakan bahwa kebijakan tersebut terinspirasi dari serial orisinil Netflix bertema fiksi sains, yaitu Black Mirror.
Namun Mosseri tidak menjelaskan secara detail episode mana dari Black Mirror yang menginspirasi dirinya membuat kebijakan penghapusan jumlah like tersebut.
Tetapi berdasarkan kebijakan itu, kemungkinan Mosseri terinspirasi dari episode ketiga yang berjudul “Nosedive” yang tayang perdana pada 2016 lalu.
Episode “Nosedive” ini menampilkan jalan cerita di mana keadaan manusia dinilai menggunakan sistem rating.
Serial yang dibintangi oleh Bryce Dallas Howard itu juga menceritakan bahwa semakin tinggi rating seseorang, maka semakin banyak kemudahan hidup yang ia dapatkan.
Project Daisy
Mosseri juga menjelaskan bahwa kebijakan itu telah direncanakan oleh perusahaan secara internal, dan akan membuat kampanye "Project Daisy".
Mosseri melihat bahwa "Project Daisy" yang ingin diperkenalkan perusahaan di awal tahun ini adalah sebagai sinyal kepada dunia bahwa Instagram tengah fokus memikirkan dampak media sosial terhadap penggunanya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah uji coba penghapusan jumlah like ini akan memberi dampak langsung kepada pengguna Instagram atau tidak.
Kendati demikian, ternyata sebagian dari keinginan Mosseri untuk mereformasi Instagram didasari oleh pekerjaan sebelumny, yakni menangani News Feed Facebook, yang notabene fitur paling penting dan krusial, serta mengontrol bagian Beranda.
Hal itu juga menjadi salah satu tujuan yang melatarbelakangi Mosseri untuk menyembunyikan jumlah like dari pengguna.
“Kita seharusnya mulai berpikir lebih proaktif tentang bagaimana Instagram dan Facebook bisa saja disalahgunakan dan kita harus mengurangi risiko-risiko itu”, kata Mosseri, dihimpun KompasTekno dari New York Times, Selasa (22/1/2020)
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Juli 2019 lalu, Instagram mulai menguji coba
menyembunyikan jumlah like pada postingan. Instagram mengatakan kebijakan itu dibuat untuk melindungi kesehatan mental pengguna yang terobsesi jumlah like.
Pada awalnya, kebijakan ini digulirkan di tujuh negara, yaitu Kanada, Brasil, Irlandia, Italia, Jepang, Brasil, Australia, dan Selandia Baru. Belakangan, sejumlah pengguna di Indonesia juga kebagian.
Hingga saat ini, Instagram belum mengungkapkan kapan fitur jumlah like yang disembunyikan ini akan digulirkan secara global.

Sumber: 

Selasa, 14 Januari 2020

Pensiunnya Windows 7 Menandai Berakhirnya Era PC?

Pensiunnya Windows 7 Menandai Berakhirnya Era PC?
Selasa, 14 Januari 2020 | 15:11 WIB
Windows 7.
Penulis: Wahyunanda Kusuma Pertiwi
 | 
Editor: Reska K. Nistanto
KOMPAS.com - Seperti yang diumumkan Microsot, riwayat Windows 7 akan berakhir mulai 14 Januari 2020. Itu artinya, pengguna Windows 7 versi reguler tidak akan mendapat lagi pembaruan kemanan setelah tanggal tersebut.
Sistem operasi yang dirilis pada 2009 itu masih banyak digunakan untuk menjalankan perangkat PC. Tidak mengherankan, sebab Windows 7 lahir di saat yang sama dengan awal kejayaan era PC.
Namun pensiunnya Windows 7 pada awal 2020 ini juga disebut-sebut sekaligus mengakhiri era PC. Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun yang begitu cepat jadi alasan.
Opsi perangkat pengganti PC semakin banyak dan mudah ditemukan saat ini, terutama perangkat yang mendukung pekerjaan mobile. Kondisi ini berbeda dengan satu dekade silam, di mana saat Windows 7 diluncurkan, perangkat mobile belum secanggih saat ini.
Ketersediaan dan pilihannya pun masih terbatas kala itu. Katakanlah iPhone atau ponsel Android, memang sudah ada pada 10 tahun lalu. Namun fitur yang dimiliki masih kalah jauh dari PC.
iPad, yang menjadi pemantik tren tablet pun baru dirilis pada 2010, setahun setelah kelahiran Windows 7. Popularitas iPad diikuti pabrikan lain untuk memasarkan tablet buatannya.
Belum lagi pasar laptop yang kian tumbuh. Alhasil, dari tahun ke tahun adopsi PC pun tergerus.
Dalam tujuh tahun terakhir, menurut riset dari Canalys, pengapalan PC terus menurun. Tahun 2019 diperkirakan akan sedikit meningkat berkat adopsi Windows 10 yang memang membutuhkan perangkat dengan spesifikasi yang lebih tinggi.
"Pembaruan Windwos 10 akan menjadi pemain utama untuk permintaan PC komersil di tahun 2019", jelas analis Canalys, Alstair Edwards, dirangkum KompasTekno dari ZD Net, Selasa (14/1/2020).
Grafik pengapalan PC yang kian menurun selama tahun 2012-2018.
Kendati demikian, eksistensi PC tidak serta merta punah. Kemungkinan PC masih akan digunakan untuk segmen tertentu seperti perkantoran dalam beberapa waktu ke depan.
Namun jika berbicara untuk segmen awam, PC bukanlah pilihan utama lagi bagi kebanyakan orang saat ini. Menyinggung soal segmen perkantoran, Microsoft juga menyediakan layanan tambahan khusus bagi pengguna Windows 7 kelas perusahaan atau enterprise.
Pelanggan Windows 7 Enterprise akan dikenakan biaya Rp 350.000 untuk periode Januari 2020 hingga Januari 2021. Harga tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya, agar pengguna dapat segera beralih ke OS Windows 10.

Sumber: